Melonjaknya Penularan Virus Corona di India

Sumber gambar : https://images.app.goo.gl/Jsg7rHuX4jvdLTDR9

Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) adalah virus yang menyerang pernapasan. Virus corona ini, masuk sebagai salah satu dari keluarga besar virus yang mematikan. Sesuai dengan namanya, yaitu covid-19 yang berarti virus yang lahir atau muncul pada tahun 2019 tepatnya dari kota Wuhan, China. Berawal dari munculnya virus di kota Wuhan, sekarang sudah menginfeksi lebih dari 100 juta jiwa umat manusia di dunia.Virus ini telah menyebar di seluruh negara-negara di dunia. Covid-19 ini juga masuk sebagai virus global. Tidak terbayangkan bisa jadi seperti ini, peristiwa yang dapat mematikan banyak sektor di suatu negara, bukan perang senjata, melainkan perang terhadap mikroorganisme yang dimana senyawa tersebut tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Sehingga dalam hal ini mengharuskan manusia untuk selalu hidup sehat.

Sudah dua tahun lebih Covid-19 menghantui manusia di bumi ini, hingga terjadi peristiwa lonjakan virus gelombang kedua yang melanda suatu negara. Salah satu negara yang mengalami gelombang kedua dalam kasus penyebaran Covid-19 adalah negara India mulai dari awal tahun 2021. Negara ini mengalami lonjakan paling tinggi penularan wabah virus corona pada bulan April hingga Mei 2021. India menjadi negara kedua penyandang kasus Covid-19 tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat. Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Adi Wikanto, dengan judul “Kasus Covid-19 di India terus meningkat, ini penyebabnya” disertakan data bahwa kasus Covid-19 di negara India mencapai 20 juta lebih. Berdasarkan data tersebut, lebih dari 357.229 kasus bertambah pada tanggal 4 Mei 2021, sehingga total kasus Covid-19 berada di angka 20,3 juta. Lonjakan kasus gelombang kedua ini mencapai ratusan ribu penularan dalam sehari dan angka kematian harian dilaporkan paling tinggi dalam 24 jam yaitu mencapai 3.449 lebih orang yang meninggal dunia. Penularan Covid-19 ini menemui puncaknya pada 7 Mei 2021. Melihat hal tersebut, maka keresahan masyarakat di India tak bisa ditahan lagi. Banyak keluarga yang merasakan kesedihan yang sangat dalam karena kehilangan anggota keluarganya satu persatu.

Apa penyebab pesatnya perkembangan Virus Corona di India?

Penyebab gelombang 2 kasus Covid-19 di India, menurut penelitian diduga karena munculnya varian baru yaitu dinamakan virus corona B.1.617.2 atau bisa juga disebut Covid-19 varian Delta. Dilansir dari berita kompas.com (10/6/2021) bahwa WHO telah menetapkan varian ini sebagai daftar varian virus corona yang perlu diwaspadai. Virus ini pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020. Dilansir dari ndtv.com, para Ilmuwan dari India menyebut varian delta disebut 50 persen lebih menular daripada varian lain. Kepala Petugas Kesehatan Victoria Brett Sutton mengatakan bahwa ada laporan anekdot tentang tingkat keparahan penyakit yang lebih besar pada anak-anak dibandingkan jenis varian sebelumnya. Corona varian delta ini merupakan varian corona keempat setelah varian Gamma. Corona varian delta ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Salah satu negara yang sudah terdampak virus corona delta adalah negara kita yaitu negara Indonesia. Daerah-daerah yang terdapat pasien Covid-19 varian delta yaitu diantaranya DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan. Oleh karena itu kita harus selalu waspada dan selalu menjaga protokol Kesehatan.

Masih banyak penyebab dari berkembangnya rantai penyebaran virus corona di negara India yang begitu pesat. Dilansir dari newssetup.kontan.co.id (6/5/2021), penyebab meningkatnya kasus virus corona di India yaitu diantaranya karena penggunaan media sosial yang tinggi. Penggunaan media sosial sangat tinggi di negara ini yaitu sejak pemberlakuan lockdown pada bulan Maret tahun lalu. Hingga tahun ini, konsumsi konten media sosial meningkat begitu pesat. Selain itu, kepercayaan masyarakat pada media berita juga sangat rendah ditambah dengan lemahnya media layanan publik di negara India sehingga menyebabkan penyebaran informasi yang salah atau penyebaran hoaks sangat cepat dan luas. Informasi mitos dan kebohongan atas kasus Covid-19 begitu cepat penyebarannya sehingga banyak masyarakat yang mudah tertipu akan sebaran informasi itu. Hal ini dapat menjadikan sasaran empuk oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dalam peningkatan konten yang menyesatkan dan palsu.

Adapun kabar hoaks yang membuat masyarakat percaya akan hal tersebut dilansir dari berita detik.com (11/5/2021) ada anggapan bahwa mandi atau melumuri badan menggunakan kotoran sapi dapat melindungi diri dari paparan virus corona. Beberapa orang di salah satu daerah di India sudah mempraktikkan hal ini di tempat penampungan sapi setiap seminggu sekali. Mereka beranggapan bahwa dengan melakukan hal tersebut, maka dapat meningkatkan kekebalan tubuh mereka sehingga dapat terhindar atau dapat sembuh dari virus corona yang ada dalam tubuh. Melihat peristiwa ini, padahal dari Presiden nasional Asosiasi Medis India, dr. JA Jayalal mengatakan bahwa "Tidak ada bukti ilmiah yang konkret bahwa kotoran sapi atau urin bekerja efektif untuk meningkatkan kekebalan terhadap COVID-19, itu sepenuhnya didasarkan pada keyakinan, dan ada juga risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat mengolesi atau mengonsumsi produk (dari sapi) ini, yaitu penyakit lain dapat menyebar dari hewan ke manusia.” Bisa kita lihat bahwa hal yang dilakukan sangat tidak masuk akal dan malah dapat menambah adanya virus atau penyakit baru dengan tindakan konyol seperti ini. Namun di sisi lain, pemikiran dan kepercayaan orang memang berbeda-beda, kita harus bisa menghormati kepercayaan mereka dan memberi saran jika diperlukan.

Penyebab selanjutnya yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan bahayanya virus corona ini. Hal ini dapat dibuktikan pada masyarakat pedesaan di negara India. Dilansir dari berita detik.com (4/5/2021), di pedesaan banyak terjadi kasus kematian di rumah masyarakat itu sendiri tanpa adanya perhatian medis dan tidak adanya laporan mengenai kasus-kasus kematian tersebut. Hal ini dapat diperkirakan bahwa orang-orang yang meninggal tersebut penyebabnya dari virus corona yang sedang melonjak di negara itu. Hal yang paling mengejutkan yaitu keluarga dari orang yang meninggal tersebut nekat menguburkan atau mengkremasi sendiri orang yang mereka cintai tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) dan tanpa catatan resmi. Dari peristiwa tersebut, dapat dipastikan bahwa lonjaknya kasus Covid-19 di negara India juga karena ulah masyarakat itu sendiri. Namun, nekatnya masyarakat pedesaan dalam menghadapi Covid-19 juga dapat disebabkan karena masalah ekonomi keluarga yang rata-rata tingkat ekonomi di pedesaan masih tergolong rendah sehingga tidak bisa membawa pasien ‘terduga’ Covid-19 tersebut ke rumah sakit lantaran karena tidak ada biaya. Banyak keluarga di pedesaan India yang kemudian pasrah melihat salah satu anggota keluarganya meninggal di rumah sendiri dan mengkremasi sendiri dengan menggunakan alat-alat yang seadanya dan sederhana.

Selanjutnya, penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di negara India yaitu karena kurangnya ketersediaan vaksin yang dialami oleh berbagai daerah di India. Menipisnya persediaan vaksin di India dikarenakan habisnya bahan baku produksi vaksin di sana. Oleh karena itu, pemerintah India kemudian mencari bantuan bahan baku ataupun vaksin Covid-19 yang sudah siap pakai dari luar negeri. Pemerintah India dengan cepat mengambil tindakan ini karena penggunaan vaksin menjadi andalan negara India untuk menekan penyebaran Covid-19. Negara India kemudian bekerja sama dengan berbagai negara untuk mendapatkan vaksin. Salah satunya yaitu negara Amerika yang akan menyumbangkan vaksin Covid-19 untuk India. Dilansir dari berita dunia.tempo.co (29/4/2021) bahwa dalam hal ini, Amerika belum memberi kepastian berapa jumlah vaksin Covid-19 yang akan di sumbangkan. Namun sebelumnya Amerika sudah membantu India dengan bantuan bahan baku vaksin senilai 1,4 Triliun. Dengan senang hati Amerika membantu India sebagai wujud balas budi. Saat Amerika mengalami kekurangan vaksin, negara India yang membantu penyediaan vaksin Covid-19 sebesar 60 persen. Selain hal-hal yang sudah disampaikan penulis, masih banyak lagi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di negara India. Karena hal itu, semakin hari kondisi India semakin memilukan. Penularan virus semakin hari semakin intens, banyak korban berjatuhan di negeri Anak Benua Asia ini.

India dikatakan sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk paling banyak kedua di dunia. Dilansir dari Wikipedia.org  keseluruhan jumlah penduduk di negara ini lebih dari 1,3 miliar. Hal ini tentu dapat membuat para pemimpin negara berpikir keras dalam upaya menurunkan angka penyebaran Covid-19. Dengan adanya lonjakan kasus Covid-19 ini, banyak sektor yang kewalahan dalam menghadapi situasi tersebut. Contoh yang paling dominan yaitu dari sektor kesehatan. Baik dari fasilitas maupun tenaga kesehatan masih sangat kurang mencukupi kebutuhan masyarakat. Tenaga Kesehatan seperti dokter dan perawat telah menjadi garda terdepan bagi masyarakat dunia khususnya di negara India yang sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19. Telah banyak dokter maupun perawat yang menjadi korban penularan virus corona di negara India sehingga para garda terdepan ini banyak yang meninggal dunia. Dilansir berita dari health.detik.com (18/5/2021), Indian Medical Association (IMA) menyebutkan bahwa sudah ada 269 dokter yang meninggal karena Covid-19 selama gelombang kedua pada bulan Februari. IMA memprediksi rata-rata dalam sehari bisa mencapai sekitar 20-25 dokter yang meninggal terinfeksi Covid-19. Menurut Kepala IMA dr. J.A Jayapal mengatakan bahwa dokter yang meninggal karena Covid-19 gelombang kedua ini  ada di kelompok usia muda. Hal ini diketahui dari data tiap rumah sakit dan klinik lokal di seluruh India. Dalam hal ini, penulis menduga bahwa kematian para dokter banyak disebabkan karena paparan Covid-19 varian delta karena banyak menyerang kelompok usia muda.

Tak hanya itu, di negara ini juga mengalami krisis ketersediaan alat-alat serta fasilitas Kesehatan. Contohnya seperti Ambulans, vaksin, tabung oksigen, konsentrator, tempat tidur dll, negara ini masih sangat kekurangan. Kemudian karena hal ini, banyak dari negara-negara lain ikut membantu India dalam mengatasi gelombang kedua Covid-19. Negara-negara lain yang siap membantu India yaitu diantaranya Amerika dan Taiwan. Negara Amerika yang akan membantu India dalam penyediaan bahan baku vaksin dan vaksin yang siap pakai. Kemudian dilansir dari suara.com 29/4/2021 bahwa Taiwan akan menerbangkan bantuan penanganan Covid-19 yang terdiri dari 150 konsentrator oksigen dan 500 tabung oksigen ke New Delhi pada hari Minggu, 2 Mei 2021. Walaupun India dan Taiwan tidak memiliki hubungan diplomatik formal, namun kedua negara tersebut memiliki hubungan yang dekat dalam beberapa tahun terakhir ini karena disebabkan oleh antipati bersama mereka terhadap Beijing. Taiwan dan India juga menjalin hubungan budaya dan ekonomi yang erat sehingga sudah sepantasnya jika kedua negara tersebut saling membantu.

Dikarenakan Covid-19 di India semakin meningkat, hal ini membuat negara India semakin menderita. Banyaknya mayat yang bergelimpangan, membuat layanan penguburan dan kremasi menjadi kewalahan. Dilansir dari health.detik.com (27/4/2021), di kota Delhi, India melakukan kegiatan kremasi masal untuk korban Covid-19. Banyaknya jumlah korban yang meninggal membuat masyarakat harus rela melewatkan upacara kremasi dengan ritual lengkap yang diyakini oleh umat Hindu. Karena lonjakan kematian ini, membuat daerah tersebut krisis kayu bakar sampai-sampai pihak berwenang pun diminta untuk menebang pohon di taman kota untuk membantu proses kremasi korban Covid-19. Tentunya hal ini sangat berdampak pada kondisi lingkungan di daerah India. Akibatnya yang menjadi paru-paru dunia menjadi berkurang dan dengan melakukan pembakaran masal maka menyebabkan polusi udara bertebaran dimana-mana.

India merupakan salah satu negara berkembang yang berada di benua Asia yang memiliki luas wilayah yang begitu besar yaitu sekitar 3,2 ribu juta km² lebih. Karena kemunculan virus Corona ini,membuat kondisi seluruh negara di dunia menjadi kacau. Salah satunya yaitu kondisi negara India dengan penduduknya yang begitu banyak maka kasus penularan virus corona dapat menyebar begitu cepat. Negara ini mengalami gelombang 2 kasus Covid-19 yang diduga disebabkan oleh keluaran varian Covid 19 baru yaitu varian delta yang ditemukan di negara India pada bulan Oktober 2020 tahun lalu. Selain itu penyebaran kasus Covid-19 di India juga disebabkan karena penggunaan media sosial yang tinggi dan kemudian banyak informasi hoaks yang tersebar dan mudah dipercaya masyarakat, kurangnya kesadaran masyarakat akan bahayanya virus corona, dan selanjutnya kurangnya ketersediaan vaksin dan fasilitas Kesehatan. Dari hal-hal tersebut membuat para pemimpin negara berpikir keras dalam mengatasi penyebaran Covid-19 yang begitu cepat. Salah satunya yaitu dengan melobi berbagai negara untuk mendapatkan bahan baku vaksin dan vaksin siap pakai. Namun hal ini masih belum mencukupi sehingga korban Covid-19 semakin bertambah banyak dan tim layanan penguburan dan kremasi menjadi kewalahan, akhirnya dilakukan kegiatan kremasi masal.

Sungguh miris kasus Covid-19 di negara India. Banyak manusia yang merasa sedih dan kehilangan, mulai dari tenaga Kesehatan, masyarakat bahkan pemerintah. Penulis berharap, semoga kasus penularan Covid-19 di India segera menurun. Semoga pemerintah di India cepat mendapat jalan keluar dalam menangani kasus ini dan keadaan di seluruh negara segara kondusif kembali seperti sedia kala.

*UAS Menulis, 17 Juni 2021*

Komentar